Pernah gak sih mendengar orang-orang disekitarmu bertanya
tentang apa yang kamu percayai dan agama yang kamu anut?
Pernah gak kamu ditanya tentang jalan keselamatan sesuai
dengan apa yang kamu yakini?
Gimana perasaanmu? Risih kah? Khawatir kah? Berani kah?
“aku harus jawab apa ya?”
“aduh mampus aku ga ngerti lagi
mau jawab kayak mana, takut salah”
Mungkin itu yang sering terlintas
dipikiran temen-temen sekalian, aku pun begitu. Takut salah, takut dihakimi dan
ujung-ujungnya memilih untuk diam dan gak ngomong panjang lebar.
Tapi itu aku yang dulu, yang
waktu itu belum mengerti dan tidak mau mencoba mencari. Padahal hidup sebagai
orang Kristen selama 20 tahun. Puji Tuhan, Tuhan itu baik. Dia beri aku
kesempatan untuk mengenal lebih dalam tentang jalan keselamatan yang Ia
janjikan untuk aku, untuk kita semua yang percaya kepada-Nya. Apa yang sudah aku
dapat dan aku mengerti, aku mau bagikan ke temen-temen semua yang baca
postingan ini dengan harapan temen-temen juga bisa mengerti dan memahami jalan
keselamatan orang Kristen yang kita percayai. Supaya kita tidak takut lagi
untuk menjawab dan memberitakan kabar baik ini ke orang-orang disekitar kita!
Yuk mari kita buka dan baca Galatia 2:15-21 sebagai acuan bacaan
kita. Perikop ini berbicara tentang Paulus yang menekankan bahwa konsep
pembenaran bukan oleh Hukum Taurat, tetapi oleh karena iman dalam Kristus. Paulus
memberitakan hal ini kepada orang-orang Yahudi yang percaya bahwa keselamatan
dan pembenaran didapatkan dari ketaatan kepada Hukum Taurat.
Di ayat 15, Paulus mengaku fakta bahwa dirinya sendiri adalah
seorang Yahudi yang dulunya sangat taat kepada Hukum Taurat. “disunat pada hari kedelapan, dari bangsa
Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum
Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang
kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat. Tetapi apa yang
dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.”
(Filipi 3:5-7) Ayat ini menunjukkan perbandingan antara hidup lama (ayat
5-6) dan hidup baru (ayat 7) Paulus. Hidup lama Paulus merupakan bangsa Yahudi (suku
Benyamin), orang Farisi, rabi (guru besar), orang Rum (kewarganegaraan Yahudi +
Roma). Namun setelah mengalami pertobatan dan pengenalan akan Allah, semua
hidup lamanya dianggap sampah dan dia memulai hidup barunya sebagai rasul non
Yahudi, yang berarti bahwa ia tidak hanya memberitakan kabar baik kepada
orang-orang Yahudi namun kepada semua orang yang percaya kepada Kristus sebagai
jalan keselamatan.
Di ayat 16, Paulus menekankan konsep pembenaran bukan oleh hukum
Taurat kepada orang-orang Yahudi pada saat itu. Di Perjanjian Lama, orang
Yahudi dilambangkan sebagai kerajaan Allah. Di Perjanjian Baru, semua manusia
yang percaya pada Allah adalah kerajaanNya. “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”
(Ulangan 6:4). Di ayat tersebut, jelas bahwa bangsa Yahudi menganut
monoteisme (satu tuhan/esa), bertuhan Yehovah, dan adanya penumpahan darah (korban
persembahan). Paulus menekankan bahwa konsep pembenaran bukan oleh hukum Taurat
karena kita memperoleh pembenaran bukan karena inisiatif perbuatan kita
sendiri, tetapi berdasarkan inisiatif Tuhan yang memberikan kasih karunia dan
menimbulkan iman yang dari Yesus.
“Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab diantara yang hidup tidak
seorang pun yang benar dihadapan-Mu.” (Mazmur 143:2) Konsep keselamatan
orang Yahudi yaitu keselamatan oleh karena inisiatif sendiri (dilambangkan
dengan ketaatan akan hukum Taurat). Dampak konsep tersebut membuat bangsa
Yahudi mengeksklusifkan diri seolah-olah mereka adalah bangsa yang suci. “Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi
dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain.” (Galatia 2:15)
Lalu bagaimana sebenarnya konsep
keselamatan yang seharusnya? Mari sama-sama kita membahas lebih detail.
Jalan keselamatan dibagi menjadi
dua, yaitu jalan keselamatan non kristen dan jalan keselamatan Kristen. Jalan keselamatan
non kristen berarti jalan keselamatan yang diyakini oleh semua agama kecuali
Kristen. Apa yang menjadi dasar keselamatan non kristen? Jawabannya adalah
Hukum Taurat. Ya, banyak yang menganggap bahwa melaksanakan Hukum Taurat
membawa orang tersebut kepada keselamatan karena dengan melaksanakan Hukum
Taurat berarti dia telah berbuat baik dan seharusnya mendapatkan pahala yaitu
keselamatan itu sendiri. Hukum Taurat itu sendiri berasal dari usaha/perbuatan.
Hal ini berarti bahwa mereka menganggap bahwa keselamatan itu ada karena
inisiatif akan usaha mereka itu sendiri! Jika melakukan Hukum Taurat mendapat
keselamatan, maka ketika tidak melakukannya akan membawa mereka kepada
pelanggaran. “Mengapa tidak? Karena
Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka
tersandung pada batu sandungan,” (Roma 9:32) Batu sandungan dalam ayat
tersebut dilambangkan sebagai dosa atau pelanggaran. Jika ada pelanggaran dan
jatuh kedalam dosa, maka selanjutnya dosa tersebut akan membawa kepada
penghukuman. “Sebab, jika pelayanan yang
memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih mulianya lagi pelayanan
yang memimpin kepada pembenaran.” (2 Korintus 3:9). Jika mereka telah masuk
kepada penghukuman, maka dimanakah jalan keselamatan yang dimaksud itu?
Jalan keselamatan Kristen sendiri
dasarnya adalah karena anugrah dan kasih karunia Allah. “Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang,
tetapi kepada kemurahan hati Allah.” (Roma 9:16) Ayat ini jelas sekali
mengatakan kalau keselamatan ada bukan karena perbuatan kita, tetapi hanya oleh
karena kasih karunia dan kemurahan Allah. Ingatlah bahwa Allah itu murah hati tetapi
Ia tidak murahan! “Demikian juga pada waktu ini ada tinggal suatu sisa, menurut pilihan
kasih karunia. Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan
lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan
lagi kasih karunia.” (Roma 11:5-6). Ayat tersebut menunjukkan bahwa keselamatan
orang Kristen murni “hanya” karena kasih karuniaNya tanpa perbuatan. Ayat ini
bisa diilustrasikan sebagai berikut: Jika kamu berulangtahun dan diberi hadiah,
apakah itu disebut hadiah? Jawabannya tidak! Namun jika kamu tidak
berulangtahun dan tidak ada sesuatu yang menjadi alasan kamudiberi hadiah
tetapi ternyata diberi hadiah, apakah itu disebut hadiah? Tentu saja iya.
Ulangtahun atau alasan dilambangkan sebagai perbuatan dan hadiah tersebut
sebagai keselamatan. Apakah sekarang kamu mengerti?
Dasar keselamatan yaitu kasih
karunia itulah yang menimbulkan iman didalam diri kita kepada Kristus. Iman didalam
Kristus membawa kita kepada pembenaran dan dibenarkan olehNya. Pembenaran itulah
yang membawa kita kepada keselamatan yang daripada Tuhan. Pembenaran berarti
kita dibenarkan, sedangkan kebenaran berarti kita bertindak benar. Mengapa kita
perlu dibenarkan? Karena kita sudah jatuh didalam dosa. Pembenaran itu akan
membebaskan kita dari belenggu dosa dan pembenaran itu berasal dari Yesus
sendiri. “Karena semua orang telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” (Roma
3:23-24). Pembenaran dapat diilustrasikan sebagai berikut: Kamu didakwa
karena kesalahanmu, tetapi kamu tidak dipenjara dan dibebaskan cuma-cuma. Demikianlah Allah membebaskan kita, pembebasan
itu menunjukan Allah Maha Kasih. Namun karena Allah Maha Adil, sebagai gantinya,
Ia menggantikan kita dengan Hakim kita yaitu Tuhan Yesus sendiri untuk
dipenjara. Bayangkan betapa cintanya Tuhan Yesus kepada kita! Ia datang ke
dunia dan hidup hanya untuk mati menebus dosa kita. Mengertikah kamu sekarang
jalan keselamatan orang Kristen?
Pembahasan ini membawa kita pada kesimpulan bahwa; non kristen
memperoleh keselamatan dari usahanya sendiri, sedangkan Kristen memperoleh
keselamatan dari anugerah Tuhan. Ingatlah bahwa berbuat baik bukan berarti
sesuatu hal yang salah karena perbuatan baik yang didasari oleh iman membantu
kita untuk membayar utang kita yaitu penebusan dosa yang ditebus oleh Tuhan
Yesus. Namun perbuatan baik bukan dilakukan karena ingin diselamatkan,
melainkan kita berbuat baik sebagai tanda ucapan syukur kita karena kita tahu sekarang
bahwa kita telah diselamatkan olehNya!
Di ayat 18-20, setelah mengalami pembenaran oleh karena anugerah
semata, Paulus meninggalkan kehidupan lamanya dan hidup baru didalam Kristus. “Karena, jikalau aku membangun kembali apa
yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat.
Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup
untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan
lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan
hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam
Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”
(Galatia 2:18-20)
Seperti Paulus yang hidup baru dalam Kristus, kiranya renungan ini juga bisa membuka hati dan pikiran kita
akan jalan keselamatan yang kita percayai didalam Tuhan dan menjadikan Tuhan
sebagai pusat hidup kita. Seperti roda yang bergerak dengan baik pada porosnya,
demikian pula hidup kita yang dapat berjalan dengan baik apabila kita
menjadikan Kristus sebagai pusat hidup kita. Men-Tuhankan Kristus berarti apa
yang kita lakukan, pikirkan, dan perkatakan adalah untuk menyenangkan hati
Tuhan. ”Sebab aku telah mati oleh hukum
Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan
dengan Kristus;” (Galatia 2:19)
Keep reading, keep blessing! God
bless youπ
PS: Renungan ini aku dapat dari
materi intensif dan waktu itu dosenku yang membawakan renungan ini. Namanya Pak
Yohanes, beliau orang yang sangat cinta Tuhan dan dipakai Tuhan luar biasa
dalam memberitakan Injil. Saya sangat
terberkati oleh pelayanannya. Terimakasih Pak Yoπ
x
Comments
Post a Comment